Konsultasi

Minggu, 26 Februari 2012

PENGEMBANGAN DINAMIKA KELOMPOK TANI

I. PENGERTIAN Sesuai dengan SK Menteri Pertanian No. 93/Kpts/OT. 210/3/97, Tanggal 18 Maret 1997, pengertian yang berkaitan tentang petani dan kelompoknya adalah sebagai berikut : a. Petani adalah: Pengelola Usahatani dan atau usaha penangkapan ikan, yang meliputi petani, pekebun, peternak. b. Kelompok Tani adalah: Kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian, erta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk bekerja sama meningkatkanproduktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya. c. kontak Tani adalah: Ketua kelompok tani yang dipilih dari anggota dan oleh anggota kelompok berdasarkan musyawarah. d. Mantan ketua kelompok tani yang masih aktif sebagai anggota kelompok, dan kepemimpinannya masih diakui kelompok. e. Kontak Tani Andalan (KTA) adalah: Kontak tani yang dapat diandalkan dan dipilih secara periodik menurut kesepakatan dari dan oleh para kontak tani dalam satu desa, untuk mewakili aspirasi petani dalam forum dan atau kelembagaan ditingkat desa maupun tingkat wilayah yang lebih tinggi. Sehingga Kontak Tani Andalan Pertanian (KTA-Tan) merupakan KTA seperti diatas tetapi berasal dari Kontak tani pertanian. f. Kelompok KTA adalah: Kumpulan para KTA pada tingkat wilayah Kecamatan/Kabupaten/Kodya/Propinsi dan Nasional sebagai wadah musyawarah para petani, serta mitra Pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan petani ditingkat wilayah yang bersangkutan. g. Ahli Andalan adalah: Tokoh masyarakat yang mempunyai keahlian dalam bidang pertanian, yang dipilih oleh suatu kelompok KTA sebagai pendamping akhli kelompok KTA yang bersangkutan, sehingga Akhli Andalan pertanian dapat merupakan tokoh masyarakat atau pensiunan pegawai/aparatur (Negara, BUMN, BUMD, SWASTA yang mempunyai keakhlian dalam bidang pertanian, yang dipilih oleh para kontak tani sebagai pedamping ahli KTA-Tan. h. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah: Kumpulan dari beberapa kelompok tani yang mempunyai kepentingan yang sama dalam pengembangan komoditas usaha tani tertentu untuk menggalang kepentingan bersama, atau merupakan suatu wadah kerjasama antar kelompok tani dalam upaya pengembangan usaha yang lebih besar. II. PENUMBUHAN KELOMPOK TANI 1. Dasar Penumbuhan Dalam rangka pembangunan sub sektor pertanian, kelompok tani adalah sebagai berikut: F Penumbuhan kelompok tani didasarkan pada keakraban, keserasian dan kepentingan bersama, baik berdasarkan hamparan usahatani kebun, domisili atau jenis usahatani tergantung kesepakatan dari petani yang bersangkutan. F Anggota pengurus kelompok tani pertanian, baik yang merupakan kegiatan proyek maupun kegiatan pembangunan swadaya. F Merupakan pengorganisasian petani yang mengatur kerjasama dan pembagian tugas anggota maupun pengurus dalam kegiatan usahatani kelompok di hamparan kebun. F Besaran kelompok tani disesuaikan dengan jenis usahatani dan kondisi di lapangan, dengan jumlah anggota berkisar 20-30 orang. F Keanggotaan kelompok tani bersifat non formal. 2. Penumbuhan Kelompok Tani. a. Upaya penumbuhan kelompok tani diarahkan pada tunbuhnya suatu kerjasama yang bersumber dari kesadaran petani dengan cara bergabung dalam kelompok untuk meningkatkan taraf hidupnya. Kelompok tani berfungsi sebagai wadah belajar, unit produksi, wahana kerjasama dan sebagai wadah pembinaan petani. Penumbuhan kelompok tani dilaksanakan oleh dan untuk kepentingan petani sendiri. b. Penumbuhan kelompok tani dapat berdasarkan hamparan usahatani, domosili petani atau jenis usahatani, tergantung kesepakatan para petani anggota kelompok. c. Penumbuhan kelompok tani dalam pembangunan perkebunan dilaksanakan pada wilayah kegiatan proyek maupun diluar wilayah proyek, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: * Pada areal kebun yang kompak, penumbuhan kelompok berdasarkan hamparan. * Pada areal kebun yang hamparannya terpencar, penumbuhan kelompok berdasarkan domisili. * Pada areal intensifikasi tanaman semusim; seperti tebu, tembakau, dsb, pembinaan usahatani mendayagunakan kelompok tani yang ada. Demikian pula untuk tanaman perkebunan lainnya yang arealnya relatif kecil. * Komoditas lain diluar tanaman perkebunan yang ada di wilayah kegiatan proyek, maka pembinaan petani tetap menggunakan kelompok tani yang ada di wilayah proyek yang bersangkutan. 3. Proses Penumbuhan. a. Pendataan lapangan dan motivasi petani * Pada tahap awal diperlukan pengumpulan data lapangan dan memberikan motivasi melalui penyelenggaraan penyuluhan kepada petani. * Pada pelaksanaan pendataan lapangan ini dilakukan pertemuan untuk memberikan informasi dan motivasi tentang, tujuan adanya kelompok tani, manfaat kalompok tani, proses musyawarah untuk menumbuhkan kelompok, cara kerja kelompok serta informasi lain dalam upaya memotivasi petani untuk menjadi kelompok tani. b. Penumbuhan kelompok tani * Penumbuhan kelompok tani dilakukan dalam pertemuan/musyawarah petani yang dihadiri oleh para petani, tokoh masyarakat, pamong desa, petugas/penyuluh dan instansi terkait. * Pemilihan pengurus tiap kelompok tani dan anggotanya dilakukan secara musyawarah sehingga diperoleh kesepakatan kelompok dan dukungan masyarakat dan instansi terkait. * Susunan kepengurusan kelompok tani minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kelompok. * Tumbuhnya kelompok tani baru, dinyatakan dalam Berita Acara hasil musyawarah yang diketahui oleh Kepala Desa. 4. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus. a. Pengurus Kelompok Tani. * Membina kerjasama dalam melaksanakan usahatani dan kesepakatan yang berlaku dalam kelompok tani. * Wajib mengikuti petunjuk dan bimbingan dari petugas/penyuluh untuk selanjutnya diteruskan pada anggota kelompok. * Bersama petugas/penyuluh membuat rencana kegiatan kelompok dalam bidang produksi, pengolahan, pemasaran dan lain-lain. * Mendorong dan menggerakkan aktivitas, kreativitas dan inisiatif anggota. * Secara berkala, minimal satu bulan sekali mengadakan pertemuan/musyawarah dengan para anggota kelompok yang dihadiri oleh petugas/penyuluh. * Mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan kepada anggota, selanjutnya membuat rencana dan langkah perbaikan. b. Anggota Kelompok Tani * Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani ybs. * Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok tani dan petugas/pnyuluh serta kesepakatan yang berlaku. * Wajib bekerja sama dan akrap antar sesama anggota, penggurus maupun dengan petugas/penyuluh. * Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan, saran dan pendapat demi berhasilnya kegiatan usahatani kelompok. III. PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI. Dalam upaya pengembangan kelompok tani yang ingin dicapai adalah terwujudnya kelompok tani yang dinamis, dimana para petani mempunyai disiplin, tanggungjawab dan terampil dalam kejarsama mengegola kegiatan usahataninya, serta dalam upaya meningkatkan skala usaha dan peningkatan usaha kearah yang lebih besar dan bersifat komersial, kelompok tani dapat dikembangkan melalui kerjasama antar kelompok dengan membentuk gabungan kelompok tani (gapoktan) yang merupakan wadah kerja sama antar kelompok tani (WKAK). Proses Penumbuhan Gapoktan antara lain sebagaai berikut: * Mengidentifikasi kelompok-kelompok tani yang mempunyai jenis usaha hampir sama pada wilayah tertentu (sentra/kawasan pertanian). * Setiap kelompok mengadakan koordinasi untuk bekerjasama antar kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya. * Melaksanakan pertemuan/musyawarah antar pengurus kelompok (yang mewakili kelompok) untuk membuat kesepakatan-kesepakatan usaha dengan skala yang lebih besar dalam upaya memperkuat posisi tawar (bergaining position). * Membuat aturan-aturan yang pengikat (sebaiknya secara tertulis) terhadap kesepakatan dari musyawarah antar kelompok tersebut serta sanksi-sanksinya apabila terjadi pelanggaran kesepakataan. * Menentukan pengurus dari Gapoktan tersebut untuk melaksanakan kegiatan usaha bersama sesuai dengan kebutuhan Gapoktan tersebut. Penentuan pengurus Gapoktan harus dapat mewakili kepentingan dari semua kelompok yang bergabung. * Membuat Berita Acara yang diketahui oleh Instansi Pemerintah terkait. * Adanya Rencana Usaha bersama (RUB). Dengan bergabungnya kelompok tani tersebut dalam suatu wadah kelembagaan tani dalam bentuk Gapoktan, keberadaan petani akan lebih berdaya, yaitu sebagai berikut: * Jumlah anggota produksi yang dihasilkan dapat terkumpul lebih banyak, karena setiap anggota/kelompok menggumpulkannya untuk kepentingan bersama. * Kontinuitas hasil akan lebih mudah diatur, karena Gapoktan dapat memusyawarahkan rencana usaha kegiatannya bersama kelompok, sehingga jadwal tanam dan tata laksana kegiatannya dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan anggota dan kebutuhan pasar. * Petani menjadi subyek, karena Gapoktan diharapkan dapat bernegosiasi dengan pihak mitra usaha sesuai dengan kebutuhan anggotanya. * Petani mempunyai posisi yang lebih kuat dalam posisi tawar, karena dapat memilih alternatif yang menguntungkan serta dapat mangakses pasar yang lebih baik. * Dapat menjalin kerjasama usaha yang saling menguntungkan dengan koperasi, baik sebagai anggota maupun sebagai mitra usaha. (Sumber Tulisan : Oleh : Nasir, SP., MBA.) Diposkan oleh POSYANLUH PERTANIAN di 07:46

PANDUAN PELAKSANAAN SP-PTT 2012

PENDAHULUAN 1.1. Inovasi Teknologi Dalam upaya pengembangan PTT di Kabupaten Bogor, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan meluncurkan Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Panduan Pelaksanaan SL-PTT padi ini dimaksudkan sebagai : 1. Acuan dalam pelaksanaan SL-PTT padi dalam upaya peningkatan produksi beras pada tahun 2012 di tingkat Kabupaten Bogor 2. Pedoman dalam koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan pelaksanaan program peningkatan produksi padi melalui SL-PTT 3. Acuan dalam penerapan komponen teknologi PTT padi oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha taninya untuk mendukung upaya peningkatan produksi 4. Pedoman dalam peningkatan produktivitas, produksi, pendapatan dan kesejahtraan petani padi. 1.2. Tujuan, dan Prinsif Tujuan Penerapan PTT adalah pendekatan dalam pengelolaan lahan, air, tanaman, organisme pengganggu tanaman (OPT), dan iklim secara terpadu dan berkelanjutan dalam upaya peningkatan produktivitas, pendapatan petani, dan kelestaria lingkungan. Prinsip PTT mencakup empat unsure, yaitu integrasi,interaksi, dinamis dan partisipatif.  PTT mengintegrasikan sumber daya lahan, air, tanaman, OPT, dan Iklim untuk mampu meningkatkan produktivitas lahan dan tanaman sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar- besarnya bagi petani.  PTT berdasarkan pada hubungan sinergis atau interaksi antara dua atau lebih komponen teknologi produksi.  PTT bersifat dinamis karena selalu mengikuti perkembangan teknologi dan penerapannya disesuaikan dengan keinginan dan pilihan petani. Oleh karena itu PTT selalu bercirikan spesifik lokasi. Teknologi yang dikembangkan melalui pendekatan PTT senantiasa mempertimbangkan lingkungan fisik, biofisik, iklim dan kondisi social ekonomi petani setempat.  PTT juga bersifat partisipatif, yang membuka ruang bagi petani untuk memilih, mempraktekkan, dan bahkan memberikan saran kepada penyuluh dan petani untuk emnyampurnakan PTT, serta menyampaikan pengetahuan yang dimiliki kepada petani yang lain. KOMPONEN DAN RAKITAN TEKNOLOGI 2.1. Komponen Dasar Komponen taknologi dasar adalah komponen teknologi yang relative dapat berlaku umum di wilayah yang luas, ANTARA LAIN : 1) Varietas modern Varietas Unggul baru(VUB), Varietas Unggul hibrida (VUH), dan Varietas Unggul Tipe Baru (VUTB) 2) Bibit bermutu dan sehat(perlakuan benih) 3) Pemupukan efisien menggunakan Bagan Warna Daun (BWD), Perangkan Uji Tanah Sawah (VUTS) dan Permentan No.40/OT.140/4/2007 tentang pemupukan spsifik lokasi. 4) PHT sesuai OPT sasaran 2.2. Komponen Pilihan Komponen teknologi pilihan yaitu komponen teknologi spsifik lokasi, antara lain : 1) Pengelolaan taaman yang meliputi populasi dan cara tanam (legowo, larikan dll) 2) Bibit muda umur 14 hari setelah sebar (HSS) atau 21 HSS 3) Pupuk Organik, , pupuk kandang 4) Irigasi berselang(perbaikan aerasi tanah) 5) Pupuk Organik Cair, pupuk bio – hayai, ZPT, pupuk mikro 6) Penanganan Panen dan Pasca Panen 2.3. Rakitan Teknologi Agar komponen teknologi yang dipilih sesuai dengan kebutuhan setempat, maka proses pemilian atau perakitannya didasarkan pada hasil analisis potensi, kendala, dan peluang atau dikenal dengan PRA (Participatory Rural Apraisal) Dari PRA teridentifikasi masalah yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi, baik dari komponen teknologi dasar maupun pilihan. Komponen teknologi pilihan dapat menjadi komponen teknologi dasar jika hasil PRA memprioritaskan penerapan teknologi tersebut untuk pemecahan masalah utama di wilayah setempat. Alur perakitan komponen teknologi PTT dapat dilihat berikut ini. Contoh Kasus Penerapan PTT Pada tahun 2008 PTT diterapkan dalam Program Peningkatan Produktivitas Padi Terpadu di desa Pandansari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Dari PRA teridentifikasi, masalah yang berkaitan denganupaya peningkatan produksi padi, kemudian diintroduksikan komponen teknologi untuk memecahkan masalah tersebut tersebut yang merupakan rakitan PTT spesifik lokasi di desa Pandansari seperti disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Prioritas masalah dan introduksi komponen teknologi untu pemecaha masalah di desa Pandansari Kecamatan Ciawi. Rangking Masalah Solusi introduksi komponen teknologi I Hama dan Penyakit Tikus,Keong Mas, Penggerek Batang, Kepinding tanah PHT, gropyokan,sanitasi, pestisida II Kesuburan tanah belum diketahui Analisa Tanah III • Umur bibit yang ditanam pindah bervariasi • Sistim tanam belum baik Menggunakan bibit muda 15 – 18 hari setelah sebar Perbaikan sistim tanam dengan jajar legowo 4:1, 20x10 cm IV  Pengelolaan Air belum baik  Penyediaan dan harga Saprodi tidak seimbang dengan harga gabah hasil panen P3A Mitra Cai diaktifkan, pengairan berkala, penertiban pola tanam Rekayasa Kelembagaan Petani dan Pendukung Sesuai dengan masalah yang dihadapi di lapang, maka teknologi yang akan dikembangkan dengan pendekatan PTT di desa Pandansari Ciawi adalah : 1). PHT yang mencakup teknik gropyokan, sanitasi, dan pestisida; 2). Bibit muda berumur 15 – 18 HSS; 3. Perbaikan cara tanam dengan jajar legowo 4 : 1, 20 x 10 cm ; 4). Pemupukan berimbang berdasarkan hasil analisis tanah; 5). Pengairan berkala ; dan 6). Penertiban Pola Tanam. 2.4. SL-PTT 2.4.1. Definisi SL-PTT adalah bentuk sekolah yang seluruh proses belajar – mengajarnya dilakukan di lapangan . Hamparan sawah milik petani peserta program penerapan PTT disebut hamparan SL-PTT, sedangkan hamparan sawah tempat praktek SL disebut Laboratorium Lapang(LL). Sekolah Lapang seolah – olah menjadikan petani peserta sebagai murid dan Pemandu Lapang(PLI atau PL II) sebagai guru. Namun pada Sekolah Lapang tidak dibedakan antara guru dan murid, karena aspek kekeluargaan lebih diutamakan, sehinngga antara guru dan murid saling member pengetahuan. SLPTT juga mempunyai kurikulum, evaluasi Pra dan Pasca kegiatan, dan sertivikat. Bahkan sebelum SL-PTT dimulai perlu dilakukan registrasi terhadap peserta yang mencakup nama dan luas lahan sawah garapan, pembukuan , dan studi banding atau kunjungan lapangan(field trip) 2.4.2. Sasaran dan Tujuan Tujuan Utama SL-PTT adalah mempercepat alih teknologi melalui pelatihan dari peneliti atau nara sumber lainnya. Narasumber memberikan ilmu dan teknologi (IPTEK) yang telah dikembangkan kepada pemandu lapang. Melalui SL-PTT diharapkan terjadi percepatan ,penyebaran teknologi PTT dan peneliti ke petani peserta dan kemudian berlangsung difusi secara alamiah dari alumni SL-PTT kepada petani di sekitarnya. 2.4.3. Azas Beberapa Azas SL-PTT yang perlu dipahami oleh pemandu dan petani peserta SL-PTT adalah sebagai berikut : 1) Sawah sebagai sarana belajar. Keterampilam yang dituntut dari petani peserta sekolah lapang dalam menerapkan PTT adalah keterampilan membawa PTT ke lahan usahataninya sendiri dan lahan petani yang lain. Oleh karena itu petani peserta SL-PTT akan menghabiskan hamper seluruh waktunya untuk menerapkan teknologi di lapang dan hanya sebagian kecil waktu yang digunakan di kelas untuk membahas aspek yang terkait dengan usaha tani, seperti koperasi, gapoktan, kelompok tani dan pemasaran hasil. 2) Belajar lewat pengalaman da penemuan sendiri. Sesuai dengan motto petani SL-PTT”Mendengar, Saya lupa; melihat, saya ingat; melakukan, saya paham; menemukan sendiri, saya kuasai” maka setiap kegiatan yang di lakukan sendiri akan memberikan pengalaman yang berharga. Oleh karena itu, petani dituntut untuk mampu menganalisis kegiatan yang telah dilakukan, kemudian menyimpulkan dan menindak lanjutinya. kesimpulan yang telah dibuat merupaka dasar dalam melakukan perubahan dan atau pengembangan teknologi. 3) Pengkajian agroekosisten sawah SL-PTT dicirikan dengan adanya pertemuan petani peserta dalam periode tertentu, mingguan atau dua mingguan, bergantung kepada pengalaman mereka setelah mengamati perubahan ekosisitem pesawahan. Aktivitas minggun berupa monitoring yang hasilnya diperlukan dalam pengambilan keputusan. Untuk itu petani peserta SL-PTT perlu didorong untuk membiasakan diri menganalisis ekosisten dan mengkaji produktifitas dan efektivitas teknologi yang dicoba pada petak laboratorium lapang dan menerapkannya di lahan sendiri 4) Metode belajar praktis Aktivitas SL-PTT perlu dirancang sedemikian rupa agar petani mudah memahami masalah yang dihadapi dilapangan dan menetapkan teknologi yang akan diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya , bagai mana petani mengetahui kondisi tanaman yang kurang pupuk, hubungan antara iklim dan keberadaan OPT, atau bagai mana mereka dapat mengetahui kesuburan tanah. Dalam memberikan panduan dan motivasi kepada petani, pemandu SL-PTT harus mampu berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa yang mus=dah dipahami petani. 2.4.4. Kurikulum berdasarkan keterampilan yang dibutuhkan Kurikulumdirancang atas dasar analisis keteramplan yang perlu dimiliki petani SL-PTT agar mereka dapat memahamidan menerapkan PTT di lahan sendiri dan mengembangkannya kepada petani lainnya. Selain keterampilan teknis, petani peserta SL-PTT juga memperoleh kecakapan dalam perencanaan kegiatan, kerja sama, dinamika kelompok, pengembangan materi belajar, dan komunikasi. Hal ini penting artinya mampu memotivasi dan membantu kelompok tani. 2.4.5. Prinsif Pendidikan dalam SL-PTT Agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan keinginan, SL-PTT hendaknya dilaksanakan berdasarkan pengalaman sendiri. Untuk itu materi pendidikan yang akan diberikan dalam SL-PTT mencakup Aspek yang diperlukan oleh kelompok tani di wilayah pengembangan PTT. Dalam kaitan itu tiga aspek berikut perlu mendapat perhatian :  Aspek teknologi : keterampilan dan pengetahuan Dalam SL-PTT, petani memberikan berbagai keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk menjadi manager di lahan usha taninya sendiri seperti : analisis Ambang ekonomi hama dan penyakit tanaman, analisis peurbahan iklim, analisis kecukupan hara bagi tanaman, dan efesiensi penggunaan air dengan system pengairan berselang.  Aspek hubungan antar petani : interaksi dan komunikasi SL-PTT mendorong petani untuk dapat bekeja sama, melakukan analisis secara bersama-sama, diskusi, dan berkomunikasi dengan santun menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang lain.  Aspek pengelolaan : manager dilahan usaha tani sendiri. Dalam SL-PTT, petani peserta didorong untuk pandai meng analisis masalah yang dihadapi dan membuat keputusan tentang tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. 2.5. Prose belajar melalui pengalaman Proses belajar pada SL-PTT berawal dari kegiatan yang kemudian memberikan pengalaman pribadi, mengungkapkan pengalaman tersebut, menganalisa masalah yang terjadi, dan menyimplkan hasil kegiatan. Kalau petani peserta SL-PTT telah merasakan dampak positif dari teknologi yang diterapkan, baik dari aspek materi maupun non materi, maka merekan akan menerapkan teknologi itu kembali pada musim berikutnya. Petani merasa bangga setelah memahami dan menerapkan kajian sendiri di lahan sendiri dengan hasil diatas rat-rata, apalagi kalau menjadi yang terbaik di lingkungan sendiri. Karena itu petani perlu didorong untuk menghasilkan karya yang lebih baik. PELAKSANAAN KEGIATAN 3.1. Persiapan Kegiatan dalam persiapan SL-PTT meliputi pemilihan desa dan hamparan lahan sawah 25 ha beserta kelompok tani, pemilihan petani peserta, tempat dan areal Laboratorium lapang untuk proses pembelajaran seluas 1 ha, bahan dan alat belajar, materi dan waktu belajar. Kegiatan persiapan ini dibahas dalam pertemuan di tingkat desa/kecamatan dan ditingkat kelompok tani , Mengikutsertakan Perangkat Desa, Tokoh Masyarakat, Penyuluh Pertanian,POPT, Ketua Gapoktan, ketua kelompok tani,Ketua P3A , dan tokoh wanita tani. a. Pertemuan di tingkat desa dan kecamatan Pertemuan di tingkat desa dan kecamatan diperlukan untuk memperoleh dukungan dari aparat desa dan pejabat kecamatan dalam hal penentu lokasi,jumlah dan nama calon peserta. Pada pertemuan ini juga ditentukan waktu pertemuan di tingkat kelompok tani. Pertemuan persiapan SL-PTT di tingkat kecamatan mengikutsertakan Camat,KCD,POPT dan Penyuluh Pertanian untuk menentukan desa yang akan dipilih dalam penyelenggaraan SL-PTT. Pertemuan di tingkat kecamatan dan desa dilaksanakan 4 – 5 minggu sebelum SL-PTT dimulai penentuan calon lokasi SL-PTT atara lain : • Lokasi dapat berupa persawahan yang beririgasi, sawah tadah hujan, lahan kering • Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran dan sengketa • Unit SL-PTT diusahakan agar berbeda dalam satu hamparan yang strategis dan mudah dijangkau pertain serta dipasang papan pelaksanan SL atau LL • Letak lokasi Laboratorium Lapangan (LL) seluas 1ha ditempat yang sering dilewati petani sehingga mudah dijangkau dan dilihat oleh petani sekitarnya. b. Pertemuan di tingkat kelompok tani Pertemuan ditingkat kelompok tani merupakan upaya dalam menginventarisasi kelompok tani, nama,dan luas garapan masing-masing petani di kawasan SL-PTT seluas 25 ha. Dalam pertemuan dibicarakan waktu pelaksanaan SL-PTT , kegiatan mingguan, lokasi laboratorium lapang,tempat belajar, materi pelajaran dan PRA. Dalam pertemuan di tingkat kelompok tani juga dilakukan pembagian kelompok(unit SL-PTT) menjadi sub kelompok yang terdiri dari 20 – 30 petani. Pertemuan di tingkat kelompok tani dilaksanakan paling lambat 3 minggu sebelum SL-PTT dimilai. Penentuan calon petani/ kelompoktani antara lain :  Kelompok tani/petani yang dinamis dan bertempat tinggal dalam satu wilayah yang berdekatan  Petani yang dipilih adalah petani aktif yang memiliki lahan ataupun penggarap/penyewa dan mau menerima teknologi baru.  Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT  Kelompok tani SL-PTT ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pelaksana Penyululan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Persyaratan kelompok tani pelaksana SL-PTT  Kelompok tani tersebut disyahkan oleh Kepala Desa dan mempunyai ke pengurusan yang lengkap yaitu ketua, sekertaris dan bendahara  Telah menyusun RUK dan RDKK sebagaimana terlihat dalam lampiran 5 dan 6 Kelompok tani yang termasuk dalam kelompok tani penerima bantuan SL-PTT yang telah ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertnian,Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bogor.  Memiliki rekening di Bank Pemerintah yang terdekat dan bagi kelompok tani yang belum memiliki harus buka rekening di Bank  Membuat surat pernyataan dan bersedia dan sanggup menggunakan dana bantuan SL-PTT sesuai peruntukannya sebagai mana terlihan dalam lampiran 7  Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT 3.2. Proses Pelaksanaan Kegiatan SL-PTT a. Pelaksanaan Proses Belajar dalam SL-PTT berlangsung secara periodik menurut stadia tanaman, aktifasi pengelolaan hama dan penyakit tanaman padi, dan kemungkinan terjadinya anomali iklim. Untuk itu ,pertemuan periodik dimulai beberapa minggu sebelum tanam, untuk melihat potensi, kendala, dan peluang, melalui pelaksanaan PRA Pertemuan berikutnya dilakukan pada saat tanaman padi dalam fase anakan maksimum , primordial, bunting, berbunga, pengisian bulir, panen, dan pasca panen. Proses belajar mengajar pada SL-PTT dilakukan pada pagi hari salama 6 jam, agar petani peserta mempunyai waktu untuk mencari nafkah dan kegiatan lainnya. Sebagai pedoman , disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Jadwal Pertemuan pada SL-PTT dalam satu hari Waktu Menit Kegiatan 07.00 – 07.15 07.15 – 08.00 08.00 – 09.00 09.00 – 10.00 10.00 – 10.30 10.30 – 10.45 10.45 – 11.15 11.15 – 11.45 11.45 - 12.00 15 45 60 60 30 15 30 30 15 Kesepakatan hasil yang ingin dicapai pada hari itu Pengamatan agro ekosisitem di sawah SL dan di LL(Komponen yang diamati tergantung pada fase Pertumbuhan lapangan) Menggambar keadaan Agro ekosistem Diskusi Sub kelompok (proses Analisis) Pemaparan kesimpulan dan keputusan tiap sub kelompok Rehat Dinamika Kelompok ( mengakrabkan peserta) Topik Khusus Evaluasi pencapaian hasil hari itu Waktu dapat disesuaikan dengan kesepakatan petani SL-PTT b. Pengamatan pada agroekosistem Setiap sub kelompok peserta SL- PTT diwajibkan melakukan pengamatan terhadap kondisi lahan sawah dan pertumbuhan tanaman masing – masing . Aspek yang diamati anatara lain adalah kondisi cuaca, keadaan air, populasi hama dan musuh alaminya, tingkat kerusakan tanaman, tingkat kehijauan warna daun padi dengan BWD, jumlah anakan, dan tinggi tanaman. Jumlah rumpun contoh yang diamati disarankan paling sedikit 20 rumpun untuk memudahkan perhitungan tingkat kerusakan tanaman oleh hama pemakan daun. Hasil Pengamatan dicatat dalam buku catatan yang telah disiapkan. c. Pengamatan pada petak laboratorium lapangan Setelah mengamati kondisi lahan sawah dan pertumbuhan tanaman masing-masing, setiap subkelompok peserta SL-PTT diharuskan pula melakukan pengamatan terhadap agroekosistem dan pertumbuhan tanaman pada petak Laboratorium lapang ,dan hasil pengamatan dicatat. d. Menggambar keadaan agroekosistem Setiap subkelompok peserta SL-PTT dituntut mampu menggambar keadaan agroekositem yang digunakan pada dua lembar kertas gambar(karton manila) Lembar pertama untuk menggambarkan agroekosistem lahan sawah SL-PTT dan lembar kedua untuk agroekosisten Labolatorium Lapang. Gambar agroekosistem dibuat pada saat pengamatan dan berisikan potret pertanaman dan Aspek yang mempengaruhi, bagaimana dan apa yang akan digambar? • Tulis terlebih dahulu di kiri atas kertas gambar nama sub kelompok, tanggal pengamatan, dan fase tanaman. • Gambarkan tanaman padi dengan jumlah anakan rata-rata hasil pengamatan dari 20 rumpun, lebih baik menggunakan pensil berwarna, sesuai dengan warna tanaman, misalnya hijau agak kekuningan, ada garis hijau di tulang daun, dsb. Beri catatan di sebelah kiri gambar tentang tinggi tanaman, umur setelah tanam tanggal semai, tanggal tanam, dan kegiatan yang telah dilakukan pada minggu yang lalu. • Kalau ditemukan pada saat pengamatan, gambarkan serangga hama dan musuh alaminya disebelah kanan gambar. Tuliskan nama dan rata-rata kerusakan tanaman (…%) dari 20 rumpun. • Jika ditemukan penyakit pada saat pengamatan, gambarkan pula penyakit tanaman padi dan gejalanya, lalu catat tingkat kerusakannya (..%) tanaman yang disebabkan oleh penyakit tersebut. • Kalau ditemukan gejala kekurangan hara pada saat pengamatan, gambarkan gejala tanaman yang mengalami kekurangan hara. • Gambarkan pula jenis dan nama gulma yang ditemukan, dan catat kodisi populasinya. • Catat lingkungan fisik lahan, air, matahari, dan faktor iklim lainya seperti keadaan cuaca, hujan, gerimis,berawan,dsb. e. Diskusi Kelompok Dua gambar agroekosisitem yang dibuat sesuai dengan hasil pengamatan pada lahan sawah sekolah lapang dan petak laboratorium lapang didiskusikan di sub kelompok masing-masing. Intisari dari diskusi tersebut dibuat dalam bentuk tabel sebagai mana dicontohkan pada table 2. Data yang disajikan pada tabel tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada setiap peserta SL-PTT di masing-masing sub kelompok, sehingga tahu apa yang harus dilakukan pada lahan sawah mereka. Dalam diskusi, pemandu memberikan penjelasan dan menghimpun umpan balik dari peserta tentang kegiatan usaha tani, misalnya sumber pupuk tunggal atau pupuk majemuk, dan untung – rugi setiap kegiatan yang dilakukan. Tabel 2. Contoh analisis perbandingan agroekosisten lahan sawah SL-PTT dengan Laboratorium Lapang dan tindak lanjutnya Sub Kelompok Sawah SL-PTT Petak LL Keputusan di sawah SL* 1. Warna daun nilai 3 Airtergenang < 5 cm Populasi hama di atas ambang setelah dikoreksi dengan musuh alami Keparahan penyakit di bawah ambang Warna daun nilai 5 Air tergenang < 5 cm Populasi hama dibawah ambang setelah dikoreksi dengan musuh alami Keparahan penyakit dibawah ambang Tambah pupuk Kendalikan + II Warna daun nilai 3 Air tergenang < 5 cm Populasi Hama dibawah ambang setelah dikoreksi dengan musuh alami Keparahan penyakit dibawah ambang ekonomi Warna daun nilai5 Air tergenang < 5 cm Populasi hama di bawah ambang setelah di koreksi dengan musuh alami Keparahan penakit dibawah ambanh ekonomi Tambah pupuk + + + II dst dst dst III dst dst dst IV dst dst dst V dst dst dst + Catatan : Bila sama analisis agroekosistem di sawah SL dan LL., maka diberi nilai + pada keputusannya, sebagai penghargaan prestasi bagi kelompok tani. f. Diskusi Pleno Dalam diskusi pleno setiap kelompok diberi kesempatan melaporkan hasil analis agroekosistem secara singkat, lugas, dan tegas. Kesimpulan dari diskusi ini digunakan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh sub kelompok, terutama yang terkait dengan pertanaman di lapang. Keputusan ditetapkan oleh ketua/wakilketua subkelompok,terutama untuk mencegah pertanaman dari kerusakan. Diskusi pleno memberikan kesempatan kepada petani peserta SL-PTT untuk berani berbicara dan mengungkapkan masalah yang dihadapinya. Hal ini penting artinya untuk melatih petani berbicara didepan umum. Bila dikemudian hari ada kunjungan aparat dari dinas pertanian atau intansi lainnya. Dalam hal ini , pemandu hanya berperan sebagai fasilitator. g. Topik khusus Topik khusus yang dibicarakan dalam pertemuan adalah masalah non teknis, misalnya kelangkaan pupuk dan cara mengatasinya, dukungan gapoktan setempat, dsb. Bila tidak ada permasalahan khusus, pemandu hendaknya mengambil ininsiatif agar diskusi dapat berlangsung hangat. Hal yang dibicarakan dapat berupa perkiraan munculnya hama pada musim tertentu,field trip, rencana pembentukan organisasi,penangkaran benih, dsb. h. Dinamika Kelomok Kegiatan Dinamika Kelompok diperlukan untuk menambah wawasan peserta SL-PTT tentang beberaa hal, seperti kerja sama, komunikasi, dan orgnisasi. Pada awal pembentukan kelompok atau sub kelompok, tugas utama pemandu adalah menciptakan suasa yang mendukung para peserta untuk saling mengenal, termasuk pemandu sendiri. Kegiatan dinamika kelompok juga dimaksudkan untuk menumbuhkan kekompakan dan keinginan peserta menjadi petani yang dinamis, luwes dalam bergaul, saling mendukung, dan saling memberi pengalaman. Beberapa permainan yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut antara lain adalah : 1. Perkenalan dan pengakraban : permainan rantai nama; menggambar wajah;membuat barisan; kapal tenggelam; dan Samson Delilah. 2. Penyegaran suasana : permainan Tolong tangkap; pecah balon; dan ikuti saya 3. Kreatifitas : permainan Sembilan titik ; potong sebanyak mungkin ; berapa bujur sangkar; dan penjepit kertas. 4. Kerjasama : Permainan menggambar rumah; bermain tali ; saling percaya; dan membimbing tuna netra. i. Studi khusus Agar peserta SL-PTT dapat memahami konsep, prinsip,dan inplementasi teknologi PTT secara benar, maka perlu materi penunjang berupa studi khusus yang bersifat praktis, sederhana, mudah dilaksankan, waktu relative singkat, dan dapat cepat menjawab permasalahan petani. Studi khusus dapat dilakukan di petak sekolah lapang, bergantung pada kesepakatan subkelompok. Dalam hal ini, yangmelakukan studi adalah petani sendiri. j. Praktek petani di lahan sekolah lapang Dengan adanya pertemuan mingguan, petani peserta SL-PTT akan datang di petak laboratorium lapang untuk melakukan pengamatan dan menganalisis mengenai masalah yang terjadi. Mereka diharapkan dapat membandingkan masalah tersebut dengan kenyataan yang ada di lahan sekolah lapang. Bila terdapat perbedaan penampilan tanam antara laboratorium lapang dengan lahan sekolah lapang harus dapat menjadi acuan bagi petani. k. Temu Lapang Petani Sebelum panen, petani peserta SL-PTT dianjurkan untuk mengadakan temu lapang sebagai media komunikasi antara petani dengan aparat dari dinas terkait, peneliti,petani non SL-PTT, dan masyarakat tani pada umumnya. Acara ini diperlukan dalam upaya memperkenalkan PTT dan alih teknologi kepada masyarakat di sekitar SL-PTT . Pada saat Temu lapang, peserta sekolah lapang menampilkan proses SL-PTT, hasil kajian,analisis agroekosistem. Organisasi kelompok tani, dan diskusi di lapang pada saat pertanaman akan di panen. l. Pengorganisasian SL-PTT Setiap desa SL-PTT dipandu oleh pemandu lapang (Penyuluh Pertanian,POPT, dan Peneliti) Peserta adalah petani dalam kawasan 25 ha. Petani dibagi kedalam beberapa sub kelompok tani yang jumlahnya sekitar 20 -30 orang per sub kelompok. Dari 25 hektar lahan SL-PTT, 24 ha diantaranya dikelola oleh sub kelompok tani dan sisanya 1 ha untuk Laboratorium lapang dikelola oleh pemandu lapang atau petuagas PL –II dari Dinas atau Balai Pengkajian setempat. m. Sarana dan Prasarana Kelompok tanidipilih berdasarkan criteria : • Sentra produksi padi • Respon terhadap inovasi baru • Luas hamparan adalah 25 ha untuk padi inbrida dan 15 ha untuk padi hibrida • Air pengairan terjamin sepanjang musim • Memiliki anggota aktif • Hamparan dekat jalan mudah dilintasi kendaraan roda 4, dan menjadi lalulintas petani. n. Petani Peserta Petani peserta dipilih berdasarkan kriteria  Bisa membaca dan menulis  Usia produktif  Berasal dari satu hamparan 25 ha  Sangggup mengikuti SL-PTT selama 1 musim  Mempunyai lahan garapan o. Tempat belajar Peserta SL-PTT menghabiskan hampir 85 % waktunya untuk belajar di lapang, hanya 15 % waktunya digunakan untuk belajar di ruangan atau tempat lain (di pasar untuk diskusi harga dll) p. Lahan Belajar petani Lahan adalah di petak laboratorium lapang diimplementasikan pada lahan sawah miliknya sebagai lahan sekolah lapang q. Bahan dan alat belajar Bahan dan alat belajar yang digunakan harus bersifat praktis, sederhana, mudah didapat, terdiri dari alat tulis berwarna, bahan praktek, Petunjuk lapang, alat praga, dll r. Sertifikat Peserta yang berhasil menyalesaikan SL-PTT perlu diberi sertifikat dengan tingkat kelulusan yang berbeda, misalnya sangat memuaskan dan memuaskan, setelah melalui proses wawancara tetang keterampilan pelaksanaan penerapan PTT dan mengikuti pertemuan minimal sebanyak 80%. BAB IV EVALUASI DAN PENUTUP 4.1. EVALUASI Evaluasi proses belajar (alih teknologi) dilakukan untuk mengetahui tingkat kehadiran, aktifitas, dan pemahaman peserta terhadap meteri yang dipelajari dalam SL-PTT, serta taingkat implementasinya di lahan sekolah lapang. Evaluasi dilakukan melalui pengamatan, wawancara langsung, pengisian matrik penanda adopsi teknologi dan matrik kualitas seperti disajikan dalam lampiran 3. 4.2. PENUTUP Peningkatan produktivitas padi melalui pendekatan SL - PTT merupakan salah satu strategi yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap produksi Padi Nasional(P2BN) Pendekatan ini akan berhasil meningkatkan produksi dan pendapatan petani apabila didukung oleh semua pihak, termasuk pemangku kepentingan baik di hulu, on farm, maupun hilir, dan pelaksanaannya terkoordinasi secara sinkron dan sinergis di setiap tingkat, mulai dari pusat, provinsi, Kabupaten, kecamatan,hingga ke tingkat desa Dengan pendekatan tersebut SL-PTT diharapkan tersosialisasi secara luas dalam upaya percepatan pengembangan PTT secara nasional. Untuk menambah pengalaman dan wawasan, para pemandu SL-PTT disarankan membaca publikasi yang terkait dengan PTT, seperti Petunjuk Teknis PTT, deskripsi varietas, dan masalah lapang hama, penyakit, dan hara padi yang sudah diterbitkan. Lampiran 1. Daftar topik khusus SL-PTT NO Pertemuan ke Umur Tanaman Kegiatan dan topik khusus Sumber buku 1. M - 4 ± 28 hari Sebelum tanam Pupuk Organik Pembuatan POC(Pupuk Organik Cair) Pupuk dan Pemupukan 2. M- 3 ± 21 Sebelum tanam PRA dan penentuan pola tanam.Identifikasi masalah dan introdusi komponen teknologi Petunjuk PRA 3. M- 2 ± 14 Sebelum tanam Pengolahan Tanah Aplikasi Pupuk Organik, Penentuan Varietas,Pembuatan pesemaian dan perlakuan benih Juknis PTT Deskripsi varietas padi 4. M - 1 ± 7 Sebelum tanam Konsep PHT, Cara menggunakan PUTS PHT Padi Manual PUTS 5. 1 O Hari Sistem tanam, cara tanam, pupolasi dan umu bibit, Pengatuan irigasi, Konsep pupuk beriimbang, kondisi cuaca Juknis PTT Permentan no.40 6. 2 ± 7 hari setelah tanam Pengenalan bahana kimia pertanian, Pemupukan dasar PHT padi; Juknis PTT 7. 3 ± 14 hari setelah tanam Fase anakan aktif, cara menggunakan BWD, Mengenal hama dan penyakit tanaman padi , dan musuh alami Buku padi Juknis PTT PHT padi 8. 4 ± 21 hari setelah tanam Pengendalian Gulma terpadu Siklus hidup dan jarring-jaring makanan serangga Juknis PTT PHT padi 9. 5. ± 28 hari setelah tanam Pemupukan susulan , Pengenalan kahat hara Juknis PTT 10. 6. ± 35 hari setelah tanam Pencegahan OPT dan pertumbuhan populasi tikus PHT padi 11. 7. ± 42 hari setelah tanam Ambang Ekonomi OPT PHT Padi 12. 8. ± 49 hari setelah tanam Anatomi Primordia bunga Pemupukan susulan Buku Padi Juknis PTT 13. 9. ± 56 hari setelah tanam Perkembangan malai dan bunga Racun dalam pertanian Aspek kesehatan Buku Padi PHT Padi 14. 10. ± 63 hari setelah tanam Pemakaian PPC/POC /ZPT Pupuk dan Pemupukan 15. 11. ± 70 hari setelah tanam Pase masak susu Demontrasi keracunan pestisida Buku Padi PHT Padi 16. 12. ± 77 hari setelah tanam Sarana Penggerak Masyarakat PHT Padi 17. 13. ± 85 hari setelah tanam Fase masak fisiologi Pestisida yang dilarang untuk Padi Buku Padi PHT Padi 18. 14 Panen Fase Masak Penuh Perhitungan hasil Buku Padi PHT Padi Lampiran 2. Acuan analisis agroekosistem sebagai penanda pencapaian adopsi komponen teknologi Area pengelolaan Komponen teknologi Manfaat Kriteria penanda pencapaian adopsi komponen teknologi Anjuran budidaya Perencanaan sebelum tanam Penggunaan Varietas unggul Varietas unggul baruanjuran memberikan peluang untuk mencapai target peningkatan produktivitas Varietas padi yang digunakan adalah varietas anjuran Pilih salah satu varietas yang dianjurkan ditingkat kabupaten Penggunaan benih bermutu dan bibit sehat Benih bermutu menghasilkan bibit yang sehat dengan perakaran lebih banyak akan tumbuh lebih cepat merata. Benih berlabel biru lebih murni, lebih bersih dan lebih seragam dengan daya kecambah paling rendah 85% Benih berlabel biru pada kemasan dan daya tumbuh tinggi. Pemisahan benih bernas dilakukan dengan teknik pengapungan Pisahkan dan buang benih yang apabila direndam dalam air garam atau abu dapur mengapung dipermukaan air Umur bibit muda Bibit muda umur kurang dari 21 hari Setelah Sebar (HSS) berpeluang menghasilkan anakan lebih banyak dan stress tanaman rendah karena kerusakan akar minimal. Bibit yang ditanam pindah umur kurang dari 21 HSS Tanam pindah bibit kurang dari umur 21 hari HSS Pemeliharaan tanaman Pengelolaan Tanaman untu mendapatkan rumpun tanaman optiml Jumlah rumpun tanaman optimal akan menghasilkan anakan lebih banyak malai permeter persegi, member peran besar untu pencapaian target hasil tinggi. Tandur jajar legowo meningkatkan hasil dan menekan hama penyakit Jullah rumpun tanaman permeter persegi pada 14 hari setelah tanam : Legowo 21- 40, Tegel 16 – 25 Jumlah minimal anakan perumpun pada awal pembentukan malai : Legowo 9 – 18, Tegel 15 - 23 Jumlah benih yang disemai ditentukan oleh system tanam, umut bibit dan jumlah bibit perumpun, Tandur jajar Legowo. Pemupukan berimbang Pemupukan Nitrogen sesuai dengan kebutuhan dan pemupukan P dan K sesuai dengan status hara akan meningkatkan efesiensi imput dan membuat tanaman sehat Warna daun tanaman di atas ambang dari pembacaan BWD tidak terlihat khahat, keracunan,, Jumlah rumpun tanaman optimal tercapai. Pemupuksn evisien menggunakaan BWD dan VUTS Pengendalian Hama teroadu sesuai OPT Sasaran Jika Serangan Burung, Tikus Atau Hama Penyakit Mencapai 10% Menyebabkan berkurangnya anakan produktif dan jumlah malai bernas. Hasil yang diperoleh akan menurun. Pengendalian gulma sangat penting pada periode awal sampai 30 hari setelah tanam. Pastikan tidak ada kehilangan hasil karena hama dan Penyakit Terapkan berbagai teknik pengendalian bertahap sesuai stadia tanaman. Lakukan pengamatan kendalikan dengan pestisida ramah lingkungan apabila kondisi melebihi ambang kendali. Kendalikan gulma saat tanaman muda secara manual, landak maupun herbisida. Perbaikan aerasi tanah Mikro organisme tanah dan akar tanaman akan tmbuh dengan baik Pematang sawah cukup tinggi dan saluran irigasi yang memasok air ke hamparan baik. Lakukan penggenangan dan pengeringan petakan sawah secara bergantian Penambahan bahan Organik Penambahan bahan organik memperbaiki tekstur tanah , disaping Jerami padi tidak dibakar, Bahan orgnik ditambahkan ke sawah dengan dosis 2 ton/ ha Jerami padi tidak dibakar. Tambahkan bahan organic bukan sebagai sumber hara utama, tetapi sebagai pembenah tanaman Pupuk Cair atau suplamen lainnya Menunda daun Sencsccn dan mengurangi kerusakan daun akibat nreksi patogen Dilakukan aplikasi pupuk cair/ seplamenlainna sesuai dengan dosisi anjuran Aplikasi keadaan memungkinkan dapat dilakukan aplikasi pupuk organic Cair/suplamen lainnya. Panen dan Pasca Panen Penanganan Panen dan Pasca Panen Panen telalu awal menyababkan gabah hampa, gabah hijau, dan bulir kapur tinggi. Penen terlambat menyebabkan kehilangan hasil karena gabah rontok di lapangan dan meningkatkan beras patah saat di penggilingan. Untuk mendapatkan mutu gabah yang lebih baikn dan harga yang lebih tinggi , kadar air gabah harus secapatnya diturunkan agar terhindar dari kerusakan . Penundaan perontokan 1 – 2 hari menurunkan mutu gabah dan miningkatkn kehilangan hasil, terutama jika terjadi hujan waktu penumpukan padi setelah panen. Panen dilakukan bila 1- 5 dari malai atau 4 – 5 gabah pada bagian malai telah mengeras. Perontokan gabah paling lama 1 – 2 hari setelah panen. Panen pada waktu yang tepat. Lampiran 3. Matrik kuwalitas untuk kegiatan latihan SL-PTT Kegiatan Tahapan Catatan Petunjuk kualitas APA INI? Dialog yang memperhatikan fungsi Proses Pertanyaan Pertanyaan dijawab dengan pertanyaan. Jawab menolong peserta menemukan fungsi. Mendorong munculnya analisa kritis Pertanyaan – pertanyaan yang diajukan tidak dijawab, akan tetapi dibahas dengan pertanyaan-pertanyaan yang emnyelidiki lebih jauh. Petanyaan-pertanyaan yang ditanya oleh pemandu mengarah pada hubungan fungsional(mis. Antara hama da musuh alami atau antara hama dan tanaman yang ada dalam agro ekosistem Hasil Petani menemukan sendiri jawaban atas pertanyaannya. Para apeserta mampu menyebutkan hubungan fungsional dalam agroekosisitem AGROEKOSISTEM Merupakan kegiatan utama guna mengembangkan pemahaman tentang konsep PTT yang baik dan besar, seperti misalnya Pemilihan komponen teknologi Pengamatan mingguan. Analisa keadaan sawah. Pengambilan keputusan Pelaksanaan PRA Peserta dijelaskan bagai mana melakukan PRA Peserta dan Pemandu melakukan transek. Peserta mengamati dan mencatat sumber daya yang tersedia, kendala biofisik dan memikirkan peluang pemecahan. Sebelum kegiatan dimulai para peserta diberitahu tentang tujuan kegiatan dan proses yang baru diikuti dalam kegiatan peserta memahami kondisi lapangan. Para peserta mencatat apa apa yang mereka amati. Peserta aktif berdiskusi. Terpilih komponen teknologi yang sesuai. Analisa gambaran Agroekosistem Pertanyaan, Permasalahan dan scenario-sekenario diajukan oleh pemandu kepada para peserta. Maksudnya adalah untuk mendukung adanya diskusi dan analisa secara mendalam tentang keadaan lapangan dan memecahkan masalah Sebelum kegiatan dimulai para peserta diberitahu tentang tujuan kegiatan dan proses yang harus diikuti dalam kegiatan tersebut. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan keputusan dan analisa Pemandu membantu peserta mencapai tujun tersebut. TOPIK KHUSUS Untuk beberapa aspek PHT(biologi, ekologi dan ekonomi) Tujuannya Para peserta jelas mengenai maksud dan tujuan kegiatan ini Sebelum kegiatan berlangsung, pemandu menerangkan tujuan dan proses kegiatan topik khusus. Proses Para peserta jelas mengenaiapa yang harus dilakukan. semua peserta aktif Selama kegiatan berlangsung para peserta terlibat dan berpartisipasi secara aktif. Kegiatan kelompok tidak didominasi oleh satu orang peserta maupun pemandu. Hasil Para peserta mencapai tujuan kegiatan. Peserta menganalisa kegiatan yang dilakukan dengan dibantu pertanyaan-pertanyaan pemandu sehingga peserta tahu apa yang telah dilakukan. Para peserta dapat menyajikan hasil kegiatan dan meringkas apa yang sudah dilakukan dalam kegiatannya. Peserta dapat menerangkan apa yang telah meraka pelajari dari kegiatan yang sudah dilakukan Pemandu mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu peserta untuk memahami kegiatan yang sudah dilakukan, menerapkan apa yang sudah mereka pelajari kedalam”kehidupannyata” DINAMIKA KELOMPOK Untuk memperbaiki keterampilan bekerjasama dan pemecahan masalah Proses Pemandu menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan sebelum kegiatan dimulai. Sarana belajar tersedia sebelum kegiatan dimulai Wktu kegiatan cukup Sebelum kegiatan berlangsung penandu memberitahu peserta tentang tujuan dan proses kegiatan yang akan dilakukan. Semua peserta telibat aktif dalam kegiatan. Analisa Pemandu mengajukan pertanyaan untuk membantu para peserta dalam menganalisa kegiatan. Diskusi mengenai apa yang dilakukan dalam kegiatan, point-point yang penting, dan apa yang dipelajari oleh peserta. Pemandu mengajukan pertanyaan-pertanyaan untu membantu peserta mamhami kegiatan yang yang dilakukan dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari kedalam “kehidupan nyata” Hasil Para peserta benar - benar memahami kerjasama maupun pengambilan keputusan Para peserta dapat menerangkan apa yang telah mereka pelajari dari kegiatan yang sudah dilakukan. BALLOT-BOX Proses evaluasi yang dapat digunakan sebagai “Pre – tes” dan “Post – tes” untuk menilai keterampilan di lapangan Persiapan Pertanyaan berdasarkan keadaan lapangan setempat memperhatikan fungsi-fungsi yang ada dalam ekologi sawah, bukan nama serangga atau produk. Apabila digunakan untuk pre-tes dan post-tes maka kedua-duanya menilai tingkat keterampilan sama Soal – soal benar-benar berdasarkan pengetahuan dan keterampilan lapangan Nam-nama latin tidk digunakan Hasil Sebagai sarana pendorong belajar dan evaluasi kegiatan Pemandu menggunakan sebagai sarana pendorong belajar dan memperhatikan serta mempertimbangkan isinya.

CYBER EXTENSION

Cyber Extension: Sebuah Teknologi Informasi dan Komunikasi Inisiatif Pertanian dan Pembangunan Pedesaan di Sri Lanka ROHAN WIJEKOON1, Shantha EMITIYAGODA2, M.F.M RIZWAN1, R.M.M.SAKUNTHALA RATHNAYAKA1, H.G. Anura RAJAPAKSHA1 1Audio Visual Pusat, Gannoruwa, Peradeniya 2Extension & Training Centre, Departemen Pertanian, Peradeniya Di terjemahkan oleh : Saeful Hodijah, S.ST ABSTRAK Hubungan yang lemah antara ekstensi, penelitian, jaringan pemasaran dan petani membatasi efektivitas penelitian dan penyuluhan untuk memberikan kontribusi pembangunan pertanian. Sebagai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) inisiatif, Cyber pertanian ekstensi mekanisme telah dilaksanakan pada tahun 2004 sebagai pengiriman informasi yang tepat terjangkau untuk petani pedesaan untuk memuaskan dahaga mereka untuk informasi mekanisme. Proyek ini didirikan 45 Unit Cyber Perpanjangan (CEU) di 45 kantor Kendra Govijana (Dinas Agraria Pusat) selama periode 2004-2006. Interaktif ekstensi digital berbasis Multimedia strategi yang digunakan dalam fase satu. Terus menerus proses monitoring dan evaluasi digital mekanisme perpanjangan dilakukan selama dua tahun terakhir menggunakan empat metode. Setelah mempertimbangkan pesatnya perkembangan e-government situasi di Sri Lanka, CDMA (Code Division Multiple Access) fasilitas telekomunikasi dan koneksi internet yang disediakan dalam tahun 2007 untuk CEUs untuk meningkatkan penelitian pertanian nasional dan sistem penyuluhan oleh meningkatkan penggunaan generasi dan kolaborasi pengetahuan dan informasi pertanian sistem. Kurangnya kesadaran dari mekanisme cyber adalah masalah utama yang diidentifikasi dan kertas ini membahas kisah sukses dan menarik punggung dari mekanisme perpanjangan Cyber. Petani data base yang diperkenalkan oleh proyek Perpanjangan Cyber, sebagai solusi untuk pemasaran harus diperluas seluruh pulau. Sri Lanka link dari Bank Pengetahuan Padi Padi Internasional Research Institute (IRRI), yang merupakan gudang informasi beras terbesar, harus dikembangkan untuk mencapai mayoritas petani padi di Sri Lanka. KATA KUNCI: Informasi dan Teknologi Komunikasi, Cyber ekstensi PENDAHULUAN Sektor Pertanian adalah tulang punggung perekonomian Sri Lanka seperti dalam banyak negara berkembang, karena menyumbang jumlah yang signifikan (17,2% pada tahun 2005) dengan Produk Domestik Bruto (PDB) dan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah 4,4% (Bank Sentral, 2006). Mengenai situasi di 2005, 80% dari 19,7 juta penduduknya adalah% pedesaan dan 45 dari Sri Lanka angkatan kerja yang bekerja di sektor Pertanian. hampir 30% dari penduduk masih tergantung pada pertanian sebagai mata pencaharian utama. Negara PDB telah tumbuh sebesar 6% per tahun (tahun 2005), meskipun pertanian tumbuh hanya 1,6%. Sebelumnya, Krushikarma Viyapthi Sevaka Niladari (KVSN) adalah rumput akar penyuluh tingkat menyediakan tatap muka layanan penyuluhan, yang memfasilitasi kelancaran transfer teknologi dan informasi untuk pertanian yang masyarakat. Perubahan drastis, seperti liberalisasi perdagangan, penarikan pertanian ekstensi pekerja dari kegiatan penyuluhan, dan provincialization desentralisasi kekuasaan kepada dewan-dewan provinsi, telah terjadi signifikan erosi dalam sistem penyuluhan pertanian di dalam negeri. Ini memiliki membuka jalan untuk kemunduran parah dalam arus informasi berkala dari pengetahuan repositori (Stasiun Penelitian) kepada petani dan kembali ke peneliti / agriculturists. Oleh karena itu sebagai inisiatif TIK; mekanisme 'Cyber ekstensi' memiliki dilaksanakan di Sri Lanka pada tahun 2004 sebagai informasi yang tepat mekanisme pertukaran terjangkau untuk petani pedesaan untuk memenuhi informasi mereka kebutuhan. Latar Belakang Sektor ICT di Sri Lanka sebelum proyek pelaksanaan Pada 2003, e government Indeks Sri Lanka adalah 0,92, yang di bawah indeks e-government rata-rata global dari 1,62 dan itu dijelaskan, e-government yang kapasitas Sri Lanka adalah miskin (Kumarawadu, 2003). Pada tahun 2003, negara memiliki jumlah yang sangat kecil PCs/100 (0,56) dan hanya 0,6% dari populasi adalah on-line. Sebuah penelitian (Kumarawadu, 2003) pada survei web pemerintah lembaga mengungkapkan bahwa 30% dari kementerian dalam negeri tidak memiliki web situs atau tidak dapat diakses karena mereka tidak aktif. 38% dari kementerian itu dalam tahap bayi dan informasi tersedia dalam halaman web sering statis dalam konten dan jumlah halaman terbatas pada halaman web saja. Hanya sekitar 17% dari kementerian ditawarkan konten web interaktif, dimana pengguna telah mengakses secara teratur diperbarui informasi dan dapat berkomunikasi melalui e-mail dan download pemerintah dokumen melalui Internet. Dalam studi yang sama, ditemukan bahwa 99% dari email tidak direspon oleh web master. Pada tahun 2003, kemajuan solusi e-government sangat lambat dan sangat sedikit informasi adalah diakses oleh pengguna melalui internet. Setelah mempertimbangkan miskin teledensitas (fasilitas telekomunikasi) dan e-government miskin solusi di Sri Lanka (Lihat Gambar. 1, 2 dan 3) berbasis web TIK inisiatif tidak diperkenalkan dalam proyek perpanjangan cyber di tahun 2004. Apa Perpanjangan Cyber Ekstensi Cyber merupakan mekanisme pertukaran informasi pertanian lebih ruang cyber, ruang imajiner di belakang komputer yang saling berhubungan jaringan melalui sarana telekomunikasi. Ini menggunakan kekuatan jaringan, komputer komunikasi dan multimedia interaktif untuk memfasilitasi informasi mekanisme berbagi (Wijekoon, 2003). METODOLOGI Mengingat keterbatasan dengan perpanjangan maya asli secara online mekanisme, yang tergantung pada fasilitas telekomunikasi, proyek ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap I Pendekatan alternatif: Digital / nirkabel ekstensi strategi Tahap II Estat maya ekstensi dengan internet dan fasilitas telekomunikasi Tahap I Sebuah Pendekatan Alternatif untuk Perpanjangan Cyber: Digital / Perpanjangan Wireless Strategi. Dewan Penelitian Kebijakan Pertanian (ikan mas) didanai untuk fase salah satu proyek dengan mendirikan laboratorium Multi Media Komputer di Audio Visual Centre (AVC) Departemen Pertanian (DOA) dengan mempekerjakan Asisten Penelitian dua, enam asisten teknis dan 12 komputer desainer grafis. Pada tahap ini, Unit Cyber Perpanjangan (Pengetahuan Pertanian Pedesaan Pusat) dibentuk di ASCs dipilih. Awalnya, ikan mas didanai untuk Cyber lima belas unit dan kemudian meningkat sampai dua puluh tiga. Beras Lumbung Daerah Program (GAP) dengan International Rice Research Institute (IRRI), Filipina didanai selama dua puluh dua dan Total kini meningkat menjadi 45 unit, tersebar di sebagian besar distrik semua. Setiap unit ekstensi maya terdiri dari high-end multimedia komputer, kamera digital, laser printer, Scanner dan daya tak terputus suplai (UPS) unit. Unit Cyber dikelola oleh Instruktur Pertanian (AI) dan program komputer terus menerus pelatihan telah dilakukan di AVC untuk meningkatkan kemampuan komputer dari AI. Pada fase ini elearning, multimedia strategi diterapkan dengan penggunaan multimedia interaktif CD-ROM (IMM CD-ROM). Multimedia Interaktif CD-ROM Sebuah berdiri sendiri aplikasi komputer didistribusikan dengan CD-ROM, dengan sebuah berbagai elemen media seperti grafis, foto, teks, ilustrasi, animasi, suara dan video, yang disajikan dalam user interface di mana pengguna memiliki beberapa kontrol untuk memilih, informasi apa yang disajikan dan ketika (Wijekoon, 1999a; Wijekoon, 1999b). Perpanjangan Digital Strategi 1 - Penggunaan IMM CDROM sebagai Informasi Database di Berbagai Tanaman Pertanian e-bersandar strategi telah diperkenalkan untuk unit cyber dengan menggunakan IMM CDROM pada subyek pertanian. Tujuan IMM menggunakan CD sebagai ICT strategi adalah untuk memberikan petani dengan pertanian konten yang relevan dalam estetis dan menghibur lingkungan. Penyuluh dapat IMM menggunakan CDROM pada pertanian, sebagai alat pengajaran (bantuan visual audio). Petani juga dapat menggunakan CDROM sebagai paket belajar mandiri. Petani dilatih pada penggunaan teknologi informasi di bidang pertanian, akan menjadi 'e-petani. Itu penyuluh akan menjadi 'e-penyuluh. AVC dari DOA memiliki sudah selesai tiga puluh tiga IMM CD didistribusikan ke ekstensi Cyber unit. Setiap CDROM dikembangkan dengan bantuan seorang peneliti senior petugas subjek, seorang asisten peneliti dan tim desainer multimedia pusat audio visual dari DOA ini. Selain informasi teknis pada setiap tanaman, yang diselenggarakan di bawah beberapa bab bab terpisah dikhususkan untuk mengkompilasi database pada penelitian makalah dan artikel yang dipublikasikan oleh penulis lokal di dalam dan luar negeri jurnal. CD Masing-masing memiliki link tersendiri untuk film video yang berkaitan dengan setiap tanaman, yang diproduksi dan disiarkan melalui Mihikatha Dinuwo (mingguan televisi program dari DOA) oleh pusat Audio Visual. Perpanjangan Digital Strategi 2 - Penggunaan Multimedia Interaktif untuk Mengembangkan biaya rendah Audio Visual Aids Penyuluhan dan pelatihan yang tak terelakkan dalam mentransfer knowhow teknis kepada petani dan sebagian besar pelatihan tidak didukung dengan lebih baik kualitas audio media visual (Wijekoon et al., 1999a). Oleh karena itu sebuah CDROM untuk mengembangkan keterampilan presentasi (keterampilan khususnya flipchart) Pertanian Instruktur dikembangkan dan diberikan kepada semua unit Cyber. Sebagai akibatnya, penyuluh mampu menghasilkan biaya rendah bantu audio visual pada mereka pintu langkah dengan bahan lokal yang tersedia (Hi-tech untuk meningkatkan biaya rendah instruksional media). Interface dan Desain Navigasi CDROM , CDROM yang diproduksi bagi para penyuluh serta petani, di mana beberapa pengguna potensial diharapkan memiliki banyak sebelumnya paparan teknologi tersebut. Mengingat melek komputer rendah penyuluh serta petani, konsep akrab untuk antarmuka adalah digunakan, sebuah buku elektronik. Mirip dengan membaca buku analog. Gilirannya halaman adalah difasilitasi oleh dua ikon; 'Next' (untuk halaman berikut) dan "Sebelumnya" (pergi sebelumnya halaman). Isinya disusun dalam bab-bab, topik dan sub-topik. Paling dari halaman mengandung berbagai presentasi multimedia (video, suara / voiceovers, animasi, grafis dan teks). Semua media yang interaktif dan pengguna dapat memeriksa dan / atau melewati bagian, sebagai mereka inginkan. Setiap halaman dapat dicetak dan petani akan bisa mendapatkan hasil cetak. CDROM tersebut dikembangkan dengan menggunakan paket perangkat lunak Macromedia Director dan telah dipenuhi untuk operasi di PC Windows. PhotoShop, Illustrator, Microsoft Word, 3D Studio Max, Flash dan Adobe Premier adalah perangkat lunak lain digunakan untuk pengembangan CD IMM. Perpanjangan Digital Strategi 3 - dimensi baru untuk Berbasis Web (Internet) Pengiriman Mekanisme dengan CD ROM Para DOA telah setup web www.agridept.gov.lk untuk melayani petani serta masyarakat umum. Situs ini, menyajikan sebagian besar pertanian informasi terkait serta statistik pertanian, berita, baru-baru ini diterbitkan buku dll Proyek perpanjangan Cyber telah menetapkan mekanisme untuk mendistribusikan web DOA untuk unit Cyber. Perpanjangan Strategi digital 4 - Mengembangkan Bahan Pelatihan Digital (Audio Visual Aids) Perpanjangan Lokal dan Pelatihan Sebagian besar masalah petani, dilaporkan pada masa lalu adalah spesifik lokasi. Dalam keadaan tertentu CD IMM dihasilkan oleh nasional pusat tidak akan memberikan jawaban untuk masalah lokasi spesifik mereka. Oleh karena itu, penyuluh melekat pada Govijana kendraya, mampu menghasilkan presentasi mereka sendiri 'Power Point' dan publikasi desktop dengan menggunakan fasilitas unit ekstensi Cyber untuk pelatihan ekstensi mereka di tingkat lokal tingkat. Mereka juga diminta untuk mengkompilasi database visual dari masalah lokal di setiap musim dan ada oleh peneliti akan dapat menyelidiki sejarah masalah lokal. Tahap II Sejumlah besar proyek-proyek percontohan dan studi di negara berkembang selama tahun 2000-2003 menunjukkan bahwa (Maru, 2003; Riggs, 2003) utama masalah dalam penggunaan TIK untuk pengembangan klaster pertanian dan pedesaan di sekitar Konektivitas' dan sangat di Sri Lanka juga. Miskin telekomunikasi Fasilitas merupakan elemen kunci untuk masalah konektivitas pada tahun 2003/2004. Namun, situasi sekarang berubah dan Telekomunikasi industri di negara ini telah melompat maju secara dramatis pada masa lalu (Lihat Gambar. 1,2 dan 3). Samping itu untuk pembangunan di fasilitas telekomunikasi, semua kebanyakan lembaga pemerintah semua memiliki website mereka sendiri dinamis. DOA juga memiliki situs web terbesar di negeri ini (www.agridept.gov.lk) dengan ketiga bahasa (Sinhala, Inggris dan Tamil). Situs web ini diperbarui setiap hari dengan berita terbaru oleh web master dari AVC dan versi teks dari televisi mingguan pr Gambar. 3: Pertumbuhan Pelanggan Internet dan Email (Sumber - http://www.tre.gov.lk/statistic.htm) Beras pengetahuan bank adalah tambahan terbaru untuk World Wide Web. Itu Home page Beras Pengetahuan Bank (RKB) dari International Rice Research Institute (IRRI), yang merupakan gudang informasi terbesar Beras (Lapitan et al, 2006.), memiliki hubungan Sri Lanka di Sinhala, yang berisi lembar fakta, leaflet, beras dokter, video klip dll Singkatnya, sejumlah besar sumber informasi tepat untuk petani lokal sekarang tersedia untuk browsing internet.(Wijekoon et al., 2006) Setelah mempertimbangkan perkembangan dalam fasilitas telekomunikasi dan cepat tumbuh dinamis e-government situasi di Sri Lanka, maksimal pemanfaatan asli on-line ekstensi Cyber dilaksanakan pada bulan November 2006. CDMA (Code Division Multiple Access) dan fasilitas internet yang diberikan kepada semua empat puluh lima unit Cyber proyek. Keberlanjutan sektor pertanian dapat ditingkatkan dengan lebih baik informasi tentang pengetahuan pasokan, permintaan, pengetahuan pembeli persyaratan dan harga. Pra perencanaan musiman akan membantu negara untuk menghindari over produksi dan harga rendah tertinggi. Mengingat pentingnya informasi ini, database petani (nama petani, jenis tanaman, luas, hasil yang diharapkan dll) diperkenalkan ke jaringan dari repositori informasi Web DOA situs pada awal 2007. Inisiatif ini akan merupakan suatu usaha untuk memecahkan masalah pemasaran petani sebagai link langsung akan dibentuk antara petani dan pembeli seluruh penjualan, baik lokal maupun asing, tanpa tengkulak. Database memperbarui teratur juga akan memberikan para pembuat kebijakan yang jelas wawasan ketersediaan tanaman pada waktu tertentu, yang membantu mereka untuk ekspor / impor keputusan keputusan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemantauan terus menerus dan evaluasi dilakukan untuk 3 tahun terakhir oleh menggunakan empat metode: 1. Hasil laporan dari Unit Cyber Setiap unit ekstensi cyber harus menyampaikan laporan kemajuan bulanan untuk evaluasi tim maya melalui Direksi masing-masing Deputi. Utama kriteria (indikator Kinerja) dan peringkat pertama 10 unit Cyber diberikan pada Tabel 1. Karena mayoritas dari indikator di atas adalah terukur dan fisik tersedia di Unit Cyber (titik misalnya presentasi Power, Leaflet, Jurnal, Visual Data dasar) Instruktur Pertanian tidak dapat menyajikan salah laporan. Selain itu, kamera digital dari unit ini digunakan untuk menjaga penglihatan catatan, seperti program pelatihan yang diselenggarakan oleh unit Cyber. Tabel 1: Peringkat Unit Cyber Perpanjangan oleh Laporan dari Instruktur Pertanian (Pertama 10 unit diberikan dalam tabel) 2. Hasil pengamatan Tim Evaluasi Cyber Petugas ICT AVC dilihat semua unit Cyber teratur. Itu evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut : • Apakah unit Cyber ditutup / dibuka / aktif berfungsi • Fungsi unit dengan menyelidiki perpustakaan foto digital dari unit. (Setiap aktivitas dari unit Cyber harus divisualisasikan melalui foto digital) • Komputer keterampilan Staf Cyber • Pemeriksaan materi pelatihan / Instruksional bahan media yang diproduksi oleh unit Cyber • Pengaturan / kebersihan unit Cyber • Pengaturan untuk tetap membuka unit Cyber selama lima hari / minggu Rassagala, Vavinna, Marassana, Urapola, Kalaniya, Mannar, Mahawa, Thellulla, Kanthale, Savasthipura merupakan unit Cyber terbaik menurut pengamatan oleh tim Cyber ekstensi. 3. Hasil Survei Kuesioner Sebuah survei kuesioner dilakukan dengan menggunakan kuesioner terstruktur dengan pengguna dari enam unit ekstensi Cyber (Rassagala, Vavinna, Hanguranketha, Yatiwawala, Marassana, Urapola). Pertanyaan yang didasarkan pada kriteria berikut dan teliti dilakukan dengan menggunakan Paket Statistik untuk Sosial Science (SPSS). Individu untuk sampel dipilih dengan mengamati digital foto program pelatihan Cyber sebagai peserta untuk pelatihan program muncul di foto : a. Metode kesadaran pemanjang Cyber b. Frekuensi mengunjungi unit Cyber c. ujuan mengunjungi unit Cyber 4. Kualitas, kejelasan dan kesesuaian informasi yang diberikan oleh Cyber satuan d. Partisipasi untuk pelatihan di unit Cyber dan kualitas pelatihan karena digital baru instruksional media bahan (IMM CD, Power Point, Visual Database dll) e. Pengguna interfase dan navigasi skema IMM CD f. Persepsi informasi yang disajikan dalam CD g. Komputer keterampilan dan kepentingan Cyber staf Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi respon petani untuk perpanjangan maya sebagai metode diseminasi teknologi. Meskipun tidak diteliti dalam penelitian, (hanya pengguna dari unit Cyber adalah diwawancarai) terungkap bahwa sebagian besar masyarakat umum daerah ditutupi oleh Pusat Layanan Agraria tidak menyadari ekstensi Cyber unit. Hasil analisis menunjukkan (Rathnayaka, 2006) bahwa sebagian besar responden (50%) yang menerima informasi tentang unit ekstensi Cyber, ketika mereka mengunjungi pusat layanan agraria. 51,1% dari kunjungan petani yang CEU untuk program pelatihan dan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan mereka pada pertanian praktek. Petani 48,9% berpartisipasi untuk program pelatihan dilakukan dengan menggunakan IMM CD ROM dan Presentasi Power Point. 18,9% petani telah mengunjungi unit Perpanjangan Cyber untuk pelatihan. 11,1% petani mengunjungi Unit Cyber, ketika mereka mengunjungi ASC untuk pupuk, bibit, bahan tanam dll Hal ini mengejutkan bahwa hanya 8,9% petani telah mengunjungi Unit Cyber menggunakan CD IMM sebagai bahan belajar mandiri. Alasan, adalah bahwa mereka malu komputer. Ia juga melaporkan bahwa mayoritas (80%) dari CD ROM digunakan oleh Instruktur Pertanian untuk pelatihan mereka program sebagai alat pengajaran. 4. Lapangan Dampak Survei Satu survei lapangan dampak dilakukan dengan para petani di bawah perview dari Ambalantota Cyber unit. Sebuah perhatian khusus diberikan kepada Wileyaya (52 Acres, 18 plasma) di Ridiyagama, sebagai hasil padi petani di desa ini sangat miskin untuk beberapa tahun. Staf unit Cyber Cyber Ambalantota melakukan Partisipatif Teknologi Menyampaikan (PTD) studi dengan petani dan menemukan bahwa mereka pengetahuan dalam budidaya padi sangat miskin dan inovasi terbaru seperti penggunaan jerami, sekam padi dll arang tidak pernah diadopsi. Oleh karena itu, Cyber staf melakukan beberapa program pelatihan di unit Cyber pada tahun 2005 dan hasil itu secara bertahap meningkat dari musim berikut : a. Kurangnya kesadaran penyuluhan pertanian Cyber . Hal ini diidentifikasi sebagai kembali menarik utama untuk tidak menggunakan Cyber fasilitas dari Kendraya Govijana. Meskipun petani telah melihat fasilitas komputer di kantor Instruktur Pertanian mereka berpikir bahwa fasilitas tersebut bukan untuk petani dan komputer untuk pekerjaan kantor Pertanian Instruktur. Untuk mengatasi masalah papan nama dan poster diberikan untuk menampilkan di kantor untuk memberitahu orang bahwa fasilitas komputer tersedia bagi petani. Media massa strategi tidak digunakan sebagai proyek ini adalah terbatas pada 45 unit Cyber dari 550 unit di pulau itu dan karena itu program kesadaran lokal yang diterapkan. Salah satu inisiatif tersebut adalah hari Informasi. Ini adalah pendekatan beberapa media dalam satu hari penuh di unit Cyber dan dua hari Informasi seperti diorganisir, satu di Marassana dan lain di Rassagala. Sebuah Jalan drama, acara Muppet, Ponsel Cyber pameran kios dan Spanduk digunakan sebagai strategi media, selain tatap muka petani / perpanjangan / penelitian dialog untuk masalah pertanian tertentu di daerah tersebut. b. Membuka hari selama seminggu dari kantor Cyber unit / Instruktur Pertanian ' telah meningkat Secara tradisional, ruangan Instruktur Pertanian dari ASC dibuka pada Rabu, karena hari ini adalah hari kantor Instruktur Pertanian. Dengan penyediaan fasilitas Cyber ke kantor AI, mereka diperintahkan untuk membuka Cyber unit untuk lima hari dan petugas Pemantauan dan Penelitian Pertanian dan Produksi Asisten (ARPAs) diminta untuk mengelola unit Cyber, ketika AI tidak tersedia. Nama petugas yang mengelola unit Cyber selama setiap hari dalam seminggu diberikan kepada manajemen proyek dan mereka diberikan pelatihan keterampilan komputer. Susunan ini telah lain sembunyi Keuntungan sebagai petani akan dapat mengunjungi ASC selama lima hari dalam seminggu untuk mereka lain pertanian kebutuhan. c. Memperkuat instruksi media produksi materi digital kegiatan sesuai dengan standar dari Pusat Nasional Visual Audio di Gannoruwa Karena terus program pelatihan telah dilakukan di AVC untuk Staf Cyber selama tiga tahun terakhir, sebagian besar staf sekarang mampu memproduksi bahan digital terbaru instruksional media. Unit ini sekarang bekerja sebagai stasiun satelit dari Audio nasional Visual Centre di Gannoruwa, karena mereka menyediakan layanan audio visual tidak hanya untuk Cyber Unit tetapi juga untuk kabupaten dan penyuluh bahkan provinsi. d. Pembentukan desa Cyber Terungkap bahwa dengan penyediaan unit Cyber, ada kecenderungan untuk membentuk kelompok Cyber (kelompok pengguna) di beberapa daerah. Cyber Desa Biso Bandara dan Mandalagiriya dari Madirigiriya Cyber unit dan Hathamuna dan Siriketha unit Cyber Hingurakgoda adalah beberapa desa, yang diberikan perhatian khusus untuk mekanisme perpanjangan Cyber. Studi dampak adalah sedang dilakukan di desa-desa Cyber untuk mengetahui pengaruh dari Cyber ekstensi. Konsep ini diperkenalkan oleh IRRI proyek Teknologi promosi menggunakan unit Cyber di daerah lumbung padi dan konsep ini disebut teknologi partisipatif pengiriman strategi. (Lapitan et al., 2006) Konsep desa Cyber bekerja secara efektif sebagai upaya ekstensi Cyber dapat berpusat kepada petani di desa ini bukan menipiskan upaya untuk seluruh area tercakup oleh unit Cyber. e. Perluasan mekanisme penyuluhan pertanian Cyber melalui Nanasala Informasi dan Teknologi Komunikasi Badan (ICTA) yang merupakan badan puncak untuk ICT di Sri Lanka, Tele pusat Sarwodaya, Vidatha dari Departemen Ilmu dan Teknologi. Setelah menganalisis kisah sukses mekanisme perpanjangan Cyber dari DOA, usaha patungan sekarang sedang diimplementasikan dengan Pengetahuan Pedesaan di atas Pusat, terutama untuk mengatasi 'konten'. IMM CD diproduksi oleh AVC sekarang digunakan di pusat-pusat atas proyek-proyek inovatif dan beberapa sedang direncanakan dengan Nanasala dan DOA. Pembentukan Nanasala di Departemen Pertanian kantor yang terletak di pasar grosir dan Dambulla Cyber kolaboratif dengan ekstensi Nanasala dan Govijana kendraya di Tangalle, Nanasala dan Govijana kendraya di Maspanna beberapa inisiatif yang sedang direncanakan. Sejak DOA telah membatasi unit Cyber di atas mekanisme adalah kesempatan yang baik untuk memperluas ekstensi Pertanian Cyber. f. Masalah Keterampilan Komputer Cyber Staf Sejak staf yang ada (AI) dari DOA dimanfaatkan untuk perpanjangan Cyber, upaya yang cukup diberikan untuk meningkatkan kemampuan komputer dari Cyber Staf. Penambahan digital untuk sistem penyuluhan telah mempengaruhi kredibilitas, kebanggaan dan martabat penyuluh dari DOA ini. Telah diamati bahwa tampilan baru / penampilan juga diberikan kepada Pertanian Instruktur kantor dengan penyediaan plafon, karpet dan mebel. Sebagian besar masyarakat petani ASC telah mengambil minat untuk menyediakan modern seperti melihat ke Dinas Pertanian Instruktur. Kurangnya waktu untuk Instruktur Pertanian untuk melibatkan dengan ekstensi Cyber aktivitas dengan beban kerja yang sibuk di lapangan adalah masalah lain yang diidentifikasi dalam beberapa unit Cyber. Mengingat masalah keterampilan komputer dan kurangnya waktu perpanjangan Cyber, disarankan bahwa set baru penyuluh dengan keterampilan komputer (bisa dipilih dari Pertanian baru-baru dilatih Penelitian dan Asisten Produksi) harus ditunjuk untuk setiap unit Cyber untuk hanya melakukan Cyber ekstensi (Cyber petugas ekstensi). g. Pembelajaran jarak jauh mekanisme untuk Riset Pertanian dan Produksi Asisten (ARPAs) Baru Penelitian Pertanian dan Asisten Produksi (ARPAs) melekat pada AI selama 3 hari untuk melakukan penyuluhan pertanian. Ini ARPAs memiliki tidak diberi pelatihan profesional di bidang pertanian, di sisi lain pelatihan jumlah besar (9000) tidak praktis karena fasilitas terbatas yang ada muka dengan muka mekanisme pelatihan. Oleh karena itu, sebagian besar unit Cyber telah mengambil inisiatif untuk melatih ARPAs melalui IMM CD, dan strategi belajar mandiri digunakan mirip dengan jarak mekanisme pembelajaran dilaksanakan oleh Universitas Terbuka Sri Lanka. h. Masalah Administrasi Seperti dalam setiap program pemerintah di negeri ini, administrasi hambatan yang diamati pada unit Cyber sedikit. Kurangnya dukungan administratif dari perwira tinggi (Beberapa petugas yang lebih tinggi tidak memiliki fasilitas digital yang tersedia di unit Cyber) dukungan, keuangan rendah untuk hari ke hari habis persediaan, transfer staf Cyber terlatih, adalah beberapa masalah yang diidentifikasi oleh manajemen proyek. KESIMPULAN Makalah ini membahas hasil dan pengalaman pembelajaran setelah menerapkan Cyber ekstensi mekanisme pada tahun 2004 untuk memperkuat tanah yang ada strategi ekstensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran adalah utama menarik kembali mempopulerkan mekanisme ekstensi baru digital. Oleh karena itu, hadir program kesadaran (Informasi hari dengan pendekatan beberapa media) harus diluncurkan di unit Cyber lain juga. Karena semua Pusat Pengetahuan lain Pedesaan (Nanasala, Telecentres, Vidatha) menghargai dan diidentifikasi pertanian sebagai elemen kunci untuk mereka pusat pengetahuan, lebih banyak program kolaboratif harus diluncurkan untuk mencapai mayoritas petani pedesaan di negara ini. Di perpanjangan tangan DOA lainnya mekanisme harus memperkuat dengan strategi TIK terbaru Komputer, Software dan Internet ada hal baru lagi untuk banyak petani di sekitar dunia. Oleh karena itu, jumlah unit Cyber sistem penyuluhan DOA juga harus ditingkatkan untuk meningkatkan aksesibilitas yang terjangkau dan tepat Informasi dan Teknologi komunikasi (TIK) untuk petani pedesaan. Karena masalah pemasaran Pertanian adalah masalah pembakaran dalam negara selama beberapa dekade, database petani memperbarui biasa 'diperkenalkan oleh ekstensi Cyber akan menjadi repositori informasi untuk lokal dan asing pembeli untuk menjaga hubungan langsung dengan petani tanpa perantara, dan data akan menjadi sumber informasi penting bagi para pembuat kebijakan untuk pengambilan keputusan. Itu ini juga menyarankan bahwa pulau petani hari Sensus luas harus dilakukan untuk meletakkan dasar yang kuat ke database petani dari mekanisme perpanjangan Cyber. Studi dampak lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengetahui pengaruh Cyber ekstensi untuk pendapatan petani. Baru set penyuluh / komputer operator (ARPAS terlatih) harus ditunjuk untuk setiap unit Cyber untuk melakukan hanya Cyber pertanian ekstensi (Cyber petugas ekstensi). UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktur (Penyuluhan dan Pelatihan), Deputi Direktur (Komunikasi), Cyber staf Marassana, Rassagala, Wavinna, Urapola dan Ambalantota, Cyber Tim Evaluasi dari Audio Visual Pusat, Administrator dari sistem ekstensi pusat dan provinsi. REFERENSI Bank Sentral (2006) Laporan Tahunan Bank Tengah, 2006. Kumarawadu, P. (2003). Menentukan status dan benchmark kesiapan digital kami untuk e-Government: Menuju e-Sri Lanka, Prosiding konferensi TI 22 Nasional, Kolombo, Sri Lanka. Lapitan JA, Shire David, Bell Mark dan Emitiyagoda S. (2006). Mempercepat Dampak Penelitian Pertanian Melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi, kertas disajikan untuk Simposium Tahunan Departemen Pertanian, Sri Lanka. Maru, Ajit, P. (2003). Teknologi informasi dan Penyuluh Pertanian Efisien dalam Asia Pasifik Status Daerah, Issue dan strategi, studi pertemuan pada TI untuk Pertanian Perpanjangan 8-14 Januari 2003, India. Rathnayaka, R.M.M.S. (2006). Evaluasi Efektivitas Perpanjangan Cyber – Buku Petani Perspektif, BSc. Skripsi, Jurusan Penyuluhan Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Peradeniya. Riggs, M. (2003). Manajemen Informasi untuk ketahanan pangan dan berkelanjutan Pertanian Pembangunan di Kawasan Asia-Pasifik - Prosiding pertemuan studi pada ICT Penyuluhan Pertanian - India. 7-15 Januari, 2003. Wijekoon, R.R.A. dan S. Emitiyagoda, (2006), Rice Knowledge Bank untuk perpanjangan Cyber diSri Lanka, makalah yang dipresentasikan ke bengkel pada Menghubungkan Kebutuhan Penyuluhan dan Penelitian melalui Teknologi Informasi, Bankok, 6-8 Tidak o. 2006. Wijekoon, R.R.A. (1999a). Strategi untuk penggunaan Multimedia Interaktif untuk Melatih Perpanjangan Pekerja di Negara Berkembang, PhD Thesis, University of Western Sydney, Nepean, Australia. Wijekoon, RRA. dan S. Newton, (1999b). Penggunaan Multimedia Interaktif (CDROM) di Pelatihan Penyuluh Pekerja pada Teknologi Flip Chart di Peiris SE (Red). Tropis Penelitian Pertanian, Vol. 11,1999. P. 154-173. Wijekoon, R.R.A. dan S. Newton, (1998). Multimedia dukungan untuk Pelatih Ekstensi Negara Berkembang dalam sidang Konferensi Internasional 7 pada Komputer Pertanian, Orland, Florida, 1998. Wijekoon, R.R.A. (2003). Konsep makalah yang dipresentasikan ke Sri Lanka dewan Pertanian Penelitian Kebijakan.